Kukira dia sudah tidur, yang jelas aku tak bisa tidur. Bokepindo Tapi dia mengambil inisiatif. Tanpa kami sadari rupanya hujan badai sudah reda. Pulangnya dia takut, lalu ibuku menyuruh aku mengantarnya sampai ke pintu rumahnya.Dan inilah permulaan cerita.Pada suatu hari tetangga sebelah kanan rumah Tante Ratih dan suaminya (kami di sebelah kiri) meninggal. Dia menerima gelas besar itu sambil tersenyum mengerling lalu menghirupnya.“Saya kan dapat lagi ya Tante”, tanyaku menggoda. Selama proses itu kami sama menjaga agar tidak terlalu banyak bersentuhan badan. Untuk lima menit pertama aku menguasai bola dan lapangan sepenuhnya. Ke-lelakian-ku tersinggung. Dia bakalan marah sekali anaknya Tante makan”, katanya tersenyum masih tersengal-sengal menahan berahi yang belum tuntas penuh.Kontolku berdenyut lagi mendengar ucapan Tante itu, apa memang aku yang dia makan bukannya aku yang memakan dia? Ke-lelakian-ku tersinggung. Tapi jangan dibilangin siapapun.”Aku diam agak lama.“Takutnya nanti bilah saya tidak mau kendor Tante”.“Nanti Tante kendorin”.“Sama apa?”“Ya tanggelin dulu. “A … asal apa Tante?”“Asal kamu jangan bilang sama teman-temanmu, Tante bisa dapat malu besar. Walau umur mereka berselisih barangkali 15 tahun, tapi mereka itu cocok satu sama lain. Dan sejak itu pemandangan sekilas itu selalu menjadi obsesiku. Begitulah rasanya ketika aku tergesa melepas sarungku dan menyerbu menanggalkan celana dalam Tante Ratih.
>
Kota
Related videos









