Blonde Dee Williams, a Freeuse Paradise regular, is never totally satisfied; the woman has an insatiable thirst for cock that simply can’t be quenched. Xander Corvus, employee of the month and #1 wellness expert, makes a fuss about her being at the resort, he promises management that Dee will leave 100% satisfied! Bokep indo He asks Dante Colle, his best employee, to help him cater to Dee’s every need as she leads a conference call. While on the call, Xander and Dante fill Dee’s tight holes with their cocks and take turns eating Dee’s sweet pussy. Dee can’t stand it for long and soon she drops her call and gives into pleasure. These two throbbing cocks are just what Dee needed, but she won’t be satisfied until she’s drenched in cum!
Kulihat baju berserakan dimana-mana, dan tubuh telanjang dua wanita masih terbuai lemas dan tak berdaya. Aku agak kaget tetapi matanya terbelalak melihat kami berdua berbugil. Spontan kami berdua mengalihkan pandangan ke kamar tamu, dan Tante Maria sudah berdiri di depan pintu. ia sudah datang, gumamku, aku langsung menuju kamarku yang letaknya bersebelahan dengan kamar pramugari itu. Tubuh Vera yang tinggi semampai membuat aku tak lama-lama untuk berciuman dengannya aku lebih memfokuskan untuk melahap buah dadanya yang besar itu. ia sudah datang, gumamku, aku langsung menuju kamarku yang letaknya bersebelahan dengan kamar pramugari itu. Sementara dari belakang Tante Maria menciumi leherku yang berkeringat, dan Vera dalam posisi berhadapan denganku, ia menikmatiku, menjilati leherku, dan mengulum payudaraku. Ketika Vera belum bertugas aku lebih banyak bercinta dengan Vera, tetapi setelah seminggu Vera kembali bertugas ada ketakutan kehilangan akan dia. Kuambilkan selimut untuk mereka berdua dan aku sendiri melanjutkan tidurku di lantai bersama mereka. Kini Vera yang dijadikan pusat eksplotasi, seperti biasanya Tante Maria menggarap dari belakang dan aku menggarap Vera dari depan. Tetapi merekaMasih sangat agresif sekali, seperti tidak kehabisan akal Vera mengangkatku dan mendudukan tubuhku di kedua pahanya, aku hanya pasrah.
