Sebaliknya Pipit juga demikian. Kok kita pegang-pegangan sih..” Pipit setengah berbisik. Bokepindo Mungkin karena sudah mulai akrab aku enggak langsung pulang. Mengerang panjang sambil tangannya menjambak rambutku.. Ahh.. Aku tak ambil pusing lagi tangan satunya kuraih, kugenggam. Apalagi tanpa basa-basi tonjolan di bawah perutku sesekali aku sengaja kubenturkan kira-kira ditengah selangkangannya. Selagi Ugi sedang menyusul ibunya, aku duduk-duduk di dipan tapi di dalam rumah. “Pit.., namamu Pipit. Benar-benar nikmat. 3 bulan aku jalani dengan biasa saja. Akupun membalasnya dengan buas. Kok nggak ada lesung pipitnya..” kataku ngeledek. Ingin rasanya aku gendong tubuh Pipit untuk kurebahkan ke dipan, tapi urung karena Ugi yang tadi disuruh Pipit memanggil ibunya sudah datang kembali. Kok nggak ada lesung pipitnya..” kataku ngeledek. Betapa indah, betapa merah, betapa nikmatnya. Pipit membusung menggeliat sambil menghela nafas birahi. Dengan berbunga-bunga aku tersenyum dan setuju karena memang tidak ada acara lagi aku dirumah. sudah jauh-jauh balik lagi kan mubazir.. Aku semakin mendapat keberanian untuk mengelus wajahnya. Kembali ke “pertempuranku”, setengah dari penisku sudah masuk keliang vagina sempitnya, kutarik maju mundur pelan, pelan, cepet, pelan lagi, tanganku sambil meremas buah dada Pipit. Kami berpelukan, mulutku berbisik dekat telinga Pipit. Tak seberapa lama Bu Murni keluar. Sambil lebih keras meremas penisku yang
