Tersenyum ramah. dan setiap kali jarinya menyentuh kulit kepala kontolku, setiap kali itu aku merasa tersetrum oleh rasa geli-geli yang aneh..“Hhh..,” aku sampai mendesah kenikmatan, “Cie, ‘maen’ yuk?”Dia menatapku geli..“Maen petak umpet?”Aku menggeleng tak sabar, “Bukaan. Bokepindo Lalu mulai menggoyang-goyangkan pantatnya.. Kecil-kecil udah nonton BF. Ia pasti melihat tatapan protesku, tapi ia nampak berpikir keras. Aku sendiri termasuk yang ‘miskin’ di sana, abis aku cuma diantar jemput sama ciecie-ku aja sedang yang laen kadang dianter jemput sama sopir pake mobil sendiri (baca: yang dikasih ortunya buat dia)
Kakak perempuanku yang sulung, Sinta, tapi dipanggilnya Sian buat temen sekolah/kuliahnya. Beneran deh, dengan tinggiku saat itu yang 134 cm, kalian seolah-olah bisa mengintip isi rok mini Cie Lena yang tingginya 170 cm lebih dan pake sepatu hak tinggi pula. Tersenyum lebar, ia menepuk perutnya yang putih kecoklatan itu sambil membuat gerakan menciumku.. Sedang kakak perempuanku yang kedua, Sandra, yang biasa dipanggil Sandra atau Apin, baru masuk SMA dan usianya 15. Ya, ini adalah kisah 13 tahun yang lalu.. Buat ukuran anak SMP tahun 1990, yang meskipun di sekolahan termasuk yang miskin, tapi uang sakuku yang duaratus ribu sehari mungkin ngga kebayang sama temen-temenku yang sok kaya. Aku biasa dipanggil Andru, tapi di rumah aku
