Mamaku Yang Menggoda

Kedua kakiku kini menjuntai lemas. Bokepindo “Ahhhhh …. Semua hutang-hutang kami dibayar lunas oleh Pak Kusrin pada hari itu juga. Aku malu sekali karena pantatku bisa dilihat oleh banyak orang sekarang. (Aku masih menyimpan sapu tangan bernoda air mani Pak Kusrin itu dan sesekali aku menciumi aroma laki-laki yang samar-samar masih tersisa di sana). Dia mengerakkan pingulnya maju mundur dengan perlahan. “ kata Pak Kusrin. Hussss …. Di taman itu, ada beberapa buah kursi taman dari batu tanpa sandaran serta sebuah meja batu besar. Sejenak aku bisa melupakan semua kesulitan dan masalah yang membelit keluargaku. Sambil terus mengawasi orang-orang yang sedang membuat sumur bor, Pak Kusrin menikmati “sarapan pagi” yang sedang aku berikan. Syukurlah, dokter bilang kondisi Abah sudah banyak kemajuan. Setelah sekitar sepuluh menit, kakiku terasa pegal. Lebih cepat ….. Entah siapa yang memulai, kami kemudian berpagutan. Yeahhhhh …. AAAAAHHHHH …. Begitu aku duduk di sampingnya di sofa, dia langsung menyergap aku dan kami pun berciuman. Kali ini uang itu dia gulung dan diselipkannya ke dalam memekku yang masih saja mengucurkan sisa-sia air maninya.Setelah hilang lemasku, aku raih pakaianku yang terserak di lantai dan berjalan masuk menuju kamarku sambil tetap telanjang.

Mamaku Yang Menggoda