Bu Etik langsung tidur tanpa membereskan kainnya yang tersingkap dan buah dadanya yang luber ke manamana. Bokepindo Akhirnya sampai pagi kita tidur di kamar depan semua. Setelah tidak terhalang sarung, telapak tangan Bu Etik semakin terasa panas menggairahkan. Dengkurnya halus.Beliau sudah tertidur pulas membawa mimpi indah. Wajahnya yang anggun masih terpejam. Entah sengaja atau tidak, tangannya tepat di atas kemaluanku. Karena sibuk mengurusi kaki Bu Eti, aku terlepas dari pelukan Endah. Kini nafas Bu Etik mengalir teratur. Sampai akhirnya dia ambruk di dada Ponijan yang terus ngorok seperti suara gergaji. Lendir kenikmatan. Tanpa menyianyiakan kesempatan, kubuka selimut yang menutupi dadanya. Aku belum berani bereaksi, masih ragu-ragu dan juga kawatir kalau menyinggung perasaan beliau, jika kuhentikan. Tapi tengah malam sekitar jam dua aku terbangun oleh suara berisik. Mandi di sendang terbuka tanpa dinding. Menahan rangsangan itu sampai gigiku gemeletuk seperti kedinginan. Tanpa menyianyiakan kesempatan, kubuka selimut yang menutupi dadanya. Kalau aku berani pegang dia dan marah, bisa panjang urusannya. Wajahnya yang anggun masih terpejam.
