Aku tanyakan apakah Wulan mau mandi dulu, dan dia hanya menggeleng. Aku dan Doni terpaku tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tapi Robby yang pernah ikut kegiatan penyelamatan dengan sigap membuka ikat pinggang Wulan lalu mencopot celana jeans Wulan sampai lutut. Bokepindo Matanya berkaca-kaca. Mungkin dia sudah sangat putus asa, shock, atau mungkin juga menikmati perlakuan kasar kami.Tiba-tiba aku mendengar Robby menjerit tertahan. Aku memeluk dan membelai rambutnya. Mendengar itu Robby malah semakin kesetanan. Melihat itu aku jadi kasihan juga terhadap Wulan. Rupanya bercak-bercak merah itu berasal dari darah selaput dara (hymen) Wulan yang robek. Doni secepat kilat membungkam mulut Wulan dengan kedua telapak tangannya. Aku hanya melihat, matanya polos menerawang jauh langit di atas sana yang menguning pertanda malam akan segera tiba. Robby memerintahkan aku dan Doni memegangi kedua tangan Wulan. Tentu saja pembicaraan kami menjurus kepada hal-hal porno. Tubuhnya mengejang. Singkat kata, sampailah kami pada sungai yang dituju. Seperti dihipnotis, kami menurut saja. Karena lelah, kurebahkan tubuhku telentang sambil memandangi langit yang semakin menggelap.Beberapa menit kemudian Doni ejakulasi di dalam vagina.
