“Oh Vicki! Sejak kecil aku rajin berolahraga, seperti senam-senam
sendiri di kamar dan sering sekali membantu ibuku
beres-beres rumah sehingga tubuhku terlihat kencang dan
padat.Namun aku tipe cewek yang konservatif, jarang memakai
pakaian yang ketat, dan memakai kacamata minus satu,
rambut aku kuncir di belakang, sehingga tampaknya tidak
terlalu banyak cowok yang mendekatiku. Bokepindo Kami berdua sudah
sama-sama mandi keringat, apalagi urat-urat dan
otot-otot di sekujur tubuh Pak Gatot jelas terlihat. “Ayo diplorotin, kalo pengen lihat kontol Bapak nggak
usah sungkan,” candanya lagi. “Akhirnya kesampaian juga, impian Bapak melihat gunung
kembarmu yg indah ini. Bibirku yang mungil terbuka lebar dan langsung
mengulum kepala kontol Pak Gatot. Sekali lagi aku diterkamnya sehingga
hanya bisa berbaring pasrah di sofa yang besar dan empuk
itu.Pak Gatot kembali menciumi bibirku sementara kedua
tangannya dengan ganas meremas-remas buah dadaku. jadi kamu bisa belajar pake kontol Bapak,”
balasnya. bisa aja Pak, tapi jangan sampai kemaleman Pak,
nanti ortuku bingung,” jawabku. Walaupun saat
memakai kaos olahraga pada waktu SMA, para cowok selalu
menatap buah dadaku yang menonjol dengan penuh nafsu,
sikap dinginku sering membuat mereka malas melakukan
pendekatan terhadapku.Aku kehilangan keperawananku saat SMA kelas 2, berumur
17 tahun oleh pacarku, yang juga WNI keturunan dan
merupakan temen kuliah kakak lakiku. Aku tersenyum malu dan wajahku memerah mendengar kata
‘maniak’. “Oh gak apa-apa Pak,” kataku. “Oh Vicki..
>