Yang ada cuma 1 penyiar yang lagi bertugas, ama aku doang. Bokepindo Otomatis senjataku yang dari tadi tersekap di dalam mengacung dengan gagahnya. Namaku Dimas. Ah biarin aja lah. Mbak Titis semakin melolong tidak karuan. Bukan karena pertanyaannya, tapi karena aku baru sadar kalo aku baru terbengong-bengong menyaksikan payudara istri bosku. “Iya deh. Mbak Titis kemudian memasukkan penisku lama ke dalam mulutnya. Bener-bener sesuai ama yang kuharapkan. Ibu Titis baru pulang dari kantornya. “Mbak… Nikmat banget. Tapi aku mencoba bersikap biasa aja. Demikian juga Mbak Titis memberiku pengalaman, dan sensasi-sensasi baru lainnya.,,,,,,,,,,,,,,, Sesekali aku mendesah sambil menyebut Ibu Titis. Segera saja aku melenguh keenakan. Gimana ga banyak coba… Kulihat Mbak Titis masih tetap mengulum penisku dan menghisap semua mani yang ku keluarkan. Gara-gara Pak Min nih. “Mbak…” aku menahan sebentar penisku. Kuelus pelan senjataku yang masih terbalut celanaku. Ah biarin aja lah. Rasanya geli banget. “i…iya bu…Mbak”, jawabku pendek.Entah kenapa perasaan senang menyelimutiku. Tanpa berganti posisi aku percepat gerakanku. Payudaranya tidak besar, sama sekali tidak besar. Kutarik penisku pelan-pelan, dan kuhunjamkan lagi ke dalam vagina Mbak Titis tapi dengan gerakan yang sangat pelan.
