Aduuhh… periihh…, dan saluran airnya terasa panas sekali. Bokepindo Dan tangan kiri yang yang menempel ketat di pahaku dengan jari-jari yang kadang seolah-olah mau mengelus tonjolan batangan kemaluanku di balik celana seragam. Kuraba-raba sampai ke selangkangannya yang paling sempit. Dan celananya sudah turun sampai atas lututnya, dan dia berusaha mengangkangkan kakinya, tetapi tidak dapat karena tertahan lingkar pinggang celananya. Keakraban kami tidak hanya di luar sekolah. Tanganku jadi tidak hanya memelintir dan meremas payudaranya saja, tetapi juga menahan tubuhnya. Kuremas habis payudaranya yang kenyal, kupelintir putingnya yang kecil dan lancip. Dia semakin liar saja menghisap batang kemaluanku sampai pada pangkal bawah dekat telur puyuh. Mas Itok pun tidak pernah curiga denganku. Avin mencoba menggeser penisnya pelan-pelan ke mulut lubang Mbak Is. Tapi aku suka. Avin sudah dekat. Apalagi bila dia menatapku dengan pertannyaan, “Sudah mengerti..?” dengan sedikit mendenguskan nafasnya ke arah dadaku.Terasa hangat. Avin mengerang dengan tubuh yang sedikit gemeter. Dan dia batuk-batuk, tapi masih saja menghisap batang kemaluanku sambil menangis mengiba-iba nikmat dan tidak jelas apa yang diucapkannya. Ah.., makin lain saja rasanya. Avin mengulurkan telunjuknya dan menyusupkannya, lalu menekannya dan masuk setengah jari. Avin merayap dan mendekat. “Sini sayangg… masukkan sini sayaaangg…”Aku selusupkan tangan kananku masuk ke dalam celananya.
