“Ah?!” Sasha terkejut sejenak saat telapak tangan kiri Pak Anton menjamah vaginanya. Ia mengira Sasha kesakitan karena Sasha menjerit keras. Bokepindo Nah, ayo main dengan om, ya!” bujuk Pak Anton. Jari-jari tangan Sasha yang masih dibalut sarung tangan satinnya mengocok penis Pak Anton dengan lembut sambil sesekali menjilati dan menyentil-nyentil pangkal penis Pak Anton dengan lidahnya.“Sa… Sasha?” tanya Pak Anton tidak percaya. Pak Anton tidak cepat puas, ia lalu menuangkan sabun cair itu ketelapak tangannya dan segera meremas dada cantik milik Sasha dari belakang sambil sesekali mengusapkan sabun itu ataupun memencet puting susu Sasha dengan pelan, sehingga punggung dan dada Sasha kini dipenuhi dengan busa sabun.“Achh…” desah Sasha pelan saat Pak Anton memencet puting susunya sambil mengocok-ngocok payudaranya. Dasar kutu buku tolol! Ada kok di tasku!” jawab Sasha tersenyum sambil merogoh tasnya untuk mencari disket itu, namun ia panik karena tidak bisa menemukan disket itu dimana-mana. Begitu pulang, Sasha menyerahkan disket pada Aldy itu sambil menahan perasaannya seolah tidak terjadi apapun di kantor hari itu. “Emm… jangan dulu ya, Mas?” pinta Sasha sambil tersenyum manis. Ayo Mass… keluarkan di vagina Sasha lagii… supaya… Sasha hamiil…” seloroh Sasha yang juga terpengaruh oleh gejala orgasmenya.
