Pecinta Thailand – Petualangan Seks Amatir Nan Menggoda

Aku sekarang dapat melihat wajahnya dengan jelas. Aku kira umurnya paling banter baru 17 atau 18 tahun.“Sugeng dalu (selamat malam) mbah..” katanya agak bergetar. Bokepindo Aku mengutuk dalam hati. Mulutnya terkunci rapat sehingga bibirku tidak menyentuh bibirnya sama sekali. Dia nyengir dan menunjuk pelan ke ruang tunggu di depan. tidak lama lagi kok”. Kutelungkupkan tubuhku di atas tubuhnya, dan kugoyangkan pinggulku sehingga kemaluanku bergerak keluar masuk mulutnya. Satu bogem mentah kembali melayang ke pipiku. Sampai akhirnya: “aakhh.. Mereka kaya-kaya lho. Kini kulepaskan hisapanku di susunya dan bertanya (pasti suaranya sudah tidak tampak berwibawa lagi, tapi penuh nafsu): “terus, habis cium susumu, dia cium lagi di sini ya?” tanyaku, sambil menunjuk pada kemaluannya: “i.. Aku pura-pura menghela napas penuh simpati. Mataku berkunang-kunang karena nafsu.Sekarang aku mengambil kursi, meletakkan tepat di depannya. Tangannya ngapurancang di pangkuannya, wajahnya menunduk. mbaah.. Sekali lagi aku memercikkan air bunga dari gelas ke bagian yang ditunjuknya, dan mendekatkan mulutku ke belakang telinganya. ”
Si cantik itu menjawab pelan, tetap menunduk: “empat belas tahun, mbah”. Kok susah susah amat.Akhirnya, setelah enam bulan berkelana, mbah Narto menyatakan aku sudah lulus ujian (wong sebenarnya aku tidak tahu apa-apa).

Pecinta Thailand – Petualangan Seks Amatir Nan Menggoda