“Ouhh Mass.., teruss”, erangnya.Aku semakin ganas, di pinggir payudaranya kubuat cupang merah. Bokepindo Kakinya kurenggangkan dengan kakiku, kemudian sambil meraba-raba dengan tangan kuarahkan penisku ke vaginanya. Tubuh Dian kumiringkan berhadapan dengan tubuhku. Posisiku agak miring sekarang. Badan Dian kuangkat dan kurebahkan di atas rumput lagi, pantatnya kusangga dengan kain pantai yang basah. “Dingin ya Mas”, kata Dian memecah kesunyian. “Ohh.., Mass.., teruss..”, erang Dian. Lima menit kupertahankan posisi tersebut, terasa tubuh Dian menegang seperti sore tadi ketika dia orgasme. “Ohh.., Mass.., teruss.., ohh..”, bisiknya. Dian bersandar di pundakku sambil memandangi bintang-bintang. Celanaku kubuka dan penisku langsung muncul keluar. Tak ada respon. Aku meraba vagina Dian, terasa vaginanya telah basah. Kali ini erangannya tidak ditahan lagi seperti sore tadi. Penisku terasa diurut-urut di dalam vagina Dian. Dadaku langsung berdesir dan berdegup kencang. Aku langsung merangkul tubuh Dian. Terasa payudaranya yang kenyal mengganjal membuatku langsung terangsang untuk mengulang kejadian tadi sore. Entah setan apa yang menuntunku untuk lebih mendekat ke pinggir sungai agar dapat melihat lebih dekat sosok Dian. Terasa payudaranya yang kenyal mengganjal membuatku langsung terangsang untuk mengulang kejadian tadi sore. “Mas.., ohhmm..”.Dian kuangkat lagi ke dalam sungai, kurebahkan di pinggir.
