Ia memandangku dan tersenyum manis sambil membelai-belai wajahku. Perlahan-lahan kuturunkan pantatku. Bokepindo “Oh, kalau untuk itu Ibu Mey tak perlu kuatir”, sahutku tersenyum. Kugeserkan kemaluanku yang tegak itu ke pahanya yang putih, besar, halus dan merangsang. “Mudah kok, ada Mey Lan. Gimana? “Mau minum?”, tanyaku. Tentu! Selamat memuaskan birahi si montok itu. Kalian bisa menggunakan ruangan tamu di depan. Malah Mey yang akan kewalahan. Lidahku menyelusup masuk dan dgn lincah mempermainkan klitorisnya. “Ibu khan sudah pernah merasakannya. “Pakai saja kamar tamu. Seorang wanita Cina atau kalau boleh lebih harus menjadi sasaran birahiku. Achh..” Kutingkatkan kecepatan goyangan pantatku. Ibu Mey tertawa. Ia mendesah-desah nikmat dan terus menggeliat-geliat dgn mata tertutup.Perlahan ku susupkan tanganku ke balik celana dalamnya. Tangan dan lututnya melemas sehingga ia terjatuh ke bawah. Ia pun tidak berpakaian, sehingga buah dada dan pantatnya yang motok, putih mulus itu bergoyang-goyang naik turun dgn indahnya. Achh.. Namanya Rino. Itu memang menjadi obsesiku. Ia pun menggeliat-geliat menyiapkan diri untuk persetubuhan gelombang kedua. Selalu ejakulasi dini. Kupeluk tubuh montoknya itu dan membimbingnya masuk. Kucabut keluar kemaluanku, meneteskan sisa-sisa cairan maniku yang bercampur dgn lendir kemaluannya ke atas perutnya.
