Pemberi Yang Menggairahkan

“Tidak usah. Bokepindo Dan mungkin pikiran seperti itu akan terus berjalan bila saja saya tidak bertemu dengan Budi. Ia menyuruh saya untuk membuka kulot biru tua yang saya pakai. Cukup bahenol, kata rekan pria di kantor. Saya, sebut saja Feli (23), seorang sarjana ekonomi. Ia menaikkan satu kaki ke atas kursi. Sesekali ia menyeruput secangkir kopi yang ada di atas meja.“Oh begitu ya. Untung tidak terlalu parah betul. Jari tangannya menari-nari di seputar perut saya. Meski ingin menolak, tapi suara saya tidak keluar. Meski begitu, hari-hari kami lalui dengan baik-baik saja. Mulai dari pundah. Sungguh, permainan yang belum pernah saya alami. Juga soal ranjang itu.Bila Reinaldo sudah berkata, “Kita tidur ya,” maka saya pun menganggukkan kepala meski saat itu mata saya masih belum mengantuk. Beberapa saat kemudian, baru itu sampai pada puncaknya. Saya rasakan benda itu sangat keras. Semua itu saya lakukan, tanpa setahu Reinaldo. Paling tidak tujuh kali pemijatan, katanya. Perlahan ujungnya masuk. Sepanjang Reinaldo bercerita, Pak Budi tampak cuek saja. Jari tangannya seperti besi yang bengkok-bengkok, kasar.Budi kemudian bercerita kalau ia sudah puluhan tahun bertugas dan tiga tahun lagi akan pensiun. Meski, kemudian Pak Budi juga sering minta duit, saya tidak merasa membeli kepuasan syahwat kepadanya.

Pemberi Yang Menggairahkan

Related videos