Sadie Summers stops by Parker’s house because it turns out that Parker has been bullying Sadie’s son at work. Bokepindo Parker doesn’t consider what he’s doing “bullying” but he’s willing to stop if Sadie does a little something for him. Sadie would do anything for her son, so when Parker asks her to take her dress off she agrees. After taking a look at Parker’s big dong though, she can’t help but stick it in her mouth and pussy.
Kedua bibir itu akhirnya saling berpagutan dengan penuh semangat. Sari … Sayang … Aaah” Begitu Iman menyemburkan ’sperma’nya ke dalam ‘vagina’ Sari, ujung kepala kemaluannya berdenyut-denyut. “Iya Man, tapi jangan bosen ya.” Lalu tambahnya lagi, … “Udah, sekarang kamu terusin sama Minah sana. “O iya, kamu terusin aja sekarang sama Minah … Dia mau kok.” Iman hanya mengangguk, tanpa mengucapkan apa-apa.Sampai lama Iman belum dapat tertidur lelap, membayangkan kembali pengalaman yang baru saja berlalu. Iman menatapnya dengan pandangan bertanya, tapi diikutinya permintaan majikannya. “Maaf bu …” katanya sambil kedua tangannya mendorong paha mulus Sari hingga terbuka lebar. Tapi bagian bawahnya aja ya.” Begitu diberi ijin Iman langsung melakukannya. Walaupun tubuhnya tegak, karena kuatir menetesi tubuh Sari dengan keringatnya, ia dapat menghunjamkan ‘barang kepunyaan’nya masuk lebih jauh. Dengan gemas tangannya meremas buah dada Sari yang ranum. Setelah beberapa saat berlalu Iman mulai mendekati puncak pengalamannya. Hebat juga pengorbanan Iman, yang lahir dari penghargaan kepadanya itu. Iman menatapnya dengan pandangan bertanya, tapi diikutinya permintaan majikannya. Kemudian dibukanya ‘ruitslijting’ celananya. Tidak berapa lama kemudian terdengar Sari meminta. “Pelan-pelan Man, … Punya kamu terasa besar amat sih malam ini, … Aah …” Sari mengerang keenakan. Didorongnya kedua paha Sari hingga terbuka lebar.

