Aku malu-malu meladeninya. Dia tampaknya mengerti kondisi aku saat itu. Bokepindo Aku menolak dengan keras. Tetapi Bari menahan aku. Sebenarnya hampir tidak terasa apa-apa. Kholis memperkenalkan temannya kepada aku yang ternyata bernama Bari.Kami ngobrol panjang lebar. Sejak saat itu, aku sering secara
diam-diam masuk ke kamar Kholis untuk mencuri-curi baca cerita yang ada pada majalah tersebut.Suatu ketika saat aku sibuk membaca majalah itu, tidak aku sadari Kholis datang ke kamar. Ia kemudian memberikan
argumentasi bahwa seseorang baru dianggap tidak setia bila melakukan coitus. Kholis
menyorongkan penisnya kebibir aku. Sebenarnya aku juga sudah pernah baca dari majalah-majalah
Penthouse miliknya, aku hanya berusaha menghindar sebab aku merasa hal ini sangatlah tidak higienis.Karena khawatir aku tidak memperoleh apa yang aku inginkan, aku menuruti kemauannya. Aku hampir keluar kembali. Malahan aku mulai merasa sangat seksi dengan posisi seperti
ini.Semua ini dilakukannya tanpa berhenti menghunjamkan dirinya kedalam tubuh aku. Oh, betapa nikmatnya. Sesampainya dikamar, Kholis mulai melucuti pakaian aku satu persatu. Katanya sangat kontras warnanya dengan warna kulit aku sehingga lebih
membangkitkan selera.Aku mulai menikmati hal-hal yang diajarkan oleh Kholis kepada aku. Dia mulai melumat bibir aku. Tetapi kini semua sudah terlambat. Mereka lantas menawarkan aku untuk mencicipinya. Ternyata dia benar-benar melakukan ancamannya. Aku mendorong kepalanya.
>