Tak ada maksud apa-apa. Bokepindo “Aden…!”, panggilnya. “Bukan begitu Denook, yang rileks, santai gitu lho”, kataku. Nah kan, ndak pake Bra. Hanya ada Denok di rumah menemaniku. Ia taruh pensilnya dan menatap ke depan dengan pandangan kosong. Aku mulai horni nih. Aku meremas toketnya dengan gemas. “Iya, iya”, katanya. Hitam manis kalau boleh kunilai. Aku lalu menyentuhnya, kuremas dan kutekan putingnya itu. Aku lalu menciumi bibirnya lagi, kami berpanggutan lagi. “Mbak, keluar nih”, kataku. Baiklah, sekarang aku puas. Anggap rasa cintamu padaku saat ini seperti balon yang kecil. Itu toket gedhenya. Pantatnya yang semok itu membuatku sangat bergairah. Hari itu ndak ada ayah dan ibu. Ia menjilati sperma yang ada di penisku. Ingin masuk saja sepertinya. Aku tuntun tangannya memegang penisku, oh nikmat sekali. Ia memakai T-Shirt dan celana pendek. Dia menatapku dengan tatapan aneh. Hitam manis kalau boleh kunilai. “Enak den, ….terus…entotin pembantumu ini!!”, katanya. Tapi dengan satu catatan, ia tak boleh menunjukkan cintanya kepadaku kecuali aku minta. Kurang lebih setelah dua bulan lamanya aku pun sudah bisa menggunakan ilmu hipnotis. Aku lemas. Aku lalu mengeluarkan papan yang bergambar spiral. “Apa pendapatmu tentang diriku?”, tanyaku.
